CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 20 April 2013

Cinta Jangan Kau Pergi

Cinta tak perlu dikejar. Cinta juga tak perlu dicari. Karena orang yang selama ini membuatku terkagum-kagum berada satu kelas denganku. Awalnya biasa saja, aku bukan tipe cewe yang memandang cowo dari fisik, jadi cowo keren seperti dia bagiku biasa-biasa saja. Semenjak hari itu, Selasa dua minggu yang lalu, ketika hujan turun sepulang sekolah. Teman-teman yang lain rela basah-basahan untuk pulang, tapi aku tidak. Aku menunggu hujan reda di emperan ruang kelasku. Hingga hanya aku dan dia yang tersisa menunggu hujan mengijinkan pulang.
“Siapa namamu?” dia bertanya saat itu.
Aku heran dengan pertanyaannya. Bukannya aku tak mendengarnya tapi aku kesal pada orang yang tak ingat nama teman sekelasnya. Aku diam saja.
“Namaku Joker...kau kenal aku kan?” Dia malah memperkenalkan dirinya setelah aku diamkan beberapa menit. “Panggil aku Joe,” katanya kemudian.
“Orang aneh!”
“Apa??? Namamu Aneh? Ha...ha...lucunya...” dia meledekku.
Terpaksa aku turuti apa maunya, aku jabat tangannya dan memperkenalkan diri. “Namaku Kartika. Aku sudah enam bulan menjadi teman sekelasmu, tapi baru kali ini aku bicara padamu dan parahnya kau tak ingat namaku. Ingat baik-baik ya...kar...ti...ka...!!! Aku, Kartika.”
Dia tersenyum. “Kar...ti...ka...Kartika! Ya, aku ingat!!!”
Aku menatapnya jelas. Memang keren. Pantas saja teman-teman cewe di kelasku banyak yang suka Joker. Tapi, apa aku juga suka orang ini?
Gerimis, lumayan lama aku dan Joker menunggu hujan reda. Tak pernah kubayangkan sebelumnya, ternyata Joker asik juga diajak cerita. Dia bercerita banyak padaku, meskipun bukan cerita serius, tapi aku suka. Dia sungguh menarik.
“Kartika...aku panggil kamu Ica aja ya...” Terakhir Joker berkata seperti itu padaku.
“Terserah...” jawabku.
Hujan berhenti. Joker pulang. Aku masih terpaku di emperan kelas sendirian. Perasaan apa ini? Kenapa begitu menyenangkan? Mungkinkah aku mulai tertarik pada Joe?
Ica, kalo soal nomer empat pake rumus yang mana?” tanya Joker saat jam istirahat
Sejak saat itu dia memanggilku Ica. Sejak saat itu pula dia menjadi akrab denganku. Perubahan singkat ini tentu saja membuat efek pada teman-teman kelasku. Mereka pikir aku dan Joe pacaran.
“Woi!!! Jangan bengong aja! Nanti ayam tetangga pada mati lho...ha...ha...Pake rumus yang mana?” Joe bertanya sekali lagi, memecah lamunanku tentang dirinya.
“Oh...ya...pake rumus yang ini...begini...lalu begini...” aku menjelaskan penyelesaian soal Matematika yang dia tanyakan.
Joe manggut-manggut, mungkin mengerti, mungkin juga dia bingung. Tapi aku senang jika setiap hari seperti ini. Aku susah mengakuinya, aku benar-benar merasakan perasaan yang beda, lain dari pada yang lain. Aku jatuh cinta!
Hari-hari berlalu dengan indahnya. Tentu saja semua itu karena Joe. Tiap pagi dia selalu menjemputku untuk pergi kesekolah, pulang bareng, ke bioskop, jalan-jalan, beli ice cream, dan lain-lain. Sungguh menyenangkan.
“Kartika, kamu sudah jadian ya sama Joker?” tanya Ririn padaku.
Mendengar pertanyaan Ririn aku jadi salah tingkah. “Belum...” aku menggeleng.
“Kalo belum, artinya kalian mau jadian...aaa....aaa...” kata Olip menggodaku.
Ririn dan Olip menertawakanku. Mukaku jadi merona.
“Kartika beruntung banget ya bisa deket sama Joker. Padahal aku juga naksir Joker. Ya, tapi kalo Joker sama Kartika aku ga apa-apa sih...aku mengalah deh...ha...ha...” Ririn menerangkannya padaku.
“Aku juga naksir Joker,” kata Olip.
“Siapa sih yang ga naksir cowo sekeren Joker??? Ha...ha...ha...” Ririn tertawa.
Teman-temanku selalu berkata seperti itu padaku. Bukannya mereka marah karena aku dekat dengan Joe tapi mereka jujur dan mengaku suka pada orang yang juga aku sukai. Mereka benar, aku memang beruntung karena bisa akrab dengan Joe. Semuanya membuat aku tambah optimis saja, dalam waktu dekat Joe akan menyatakan perasaannya padaku. Aku menunggu itu Joe.
Pagi awal dari hari anehku. Joker tak menjemputku. SMS yang aku kirim juga tak ada balasan. Akhirnya aku berangkat sekolah sendiri. Sampai di sekolah aku tak bertemu dengan Joker. Hari ini dia bolos tanpa keterangan. Aku jadi merasa sepi, meskipun ada Ririn dan Olip yang menemaniku bercerita, tapi tanpa Joker hari ini, rasanya lain...
Sudah tiga hari Joker bolos sekolah. Aku juga tak bisa menghubunginya. SMS yang aku kirim juga tak pernah dibalas. Ingin aku pergi kerumahnya tapi aku tak punya alamat rumahnya. Teman-teman yang lain juga tidak tau alamatnya. Aku putus asa. Joker kemana? Kenapa tidak memberiku kabar apa-apa? Apa dia tidak sadar kalau aku sangat rindu padanya?
Doaku terkabulkan. Joe sekolah lagi. Tanpa menunggu aba-aba aku langsung berlari menghampirinya. “Joe, kamu kenapa sih?” aku membentaknya, berharap dia akan menjelaskan mengenai semuanya.
“Pagi-pagi jangan bentak-bentak dong!!!” Joe balas membentakku.
“Joe kamu kok bolos sih??? Sudah tiga hari ini...kamu kenapa? Terus, kalo aku telepon kenapa ga nyambung-nyambung?” aku lontarkan segudang tanyaku.
Joe menatapku marah. “Kenapa? Hah...Apa urusanmu? Kartika, jangan mentang-mentang selama ini kita dekat, kamu jadi salah sangka padaku”
“Apa maksudmu...?”
“Aku menganggapmu temanku. Cukup. Tidak lebih!!!” Joker berteriak keras. Teman-teman sekelas jadi mengerumuni kami, menjadikan kami tontonan seru yang siap menjadi gosip selanjutnya.
Aku diam. Aku sedikit kurang mengerti apa maksudnya. Padahal aku tak pernah mengatakan hal itu padanya. Aku hanya bertanya dia kenapa bolos sekolah. Sungguh aku tak tahan lagi, aku jadi ikutan marah padanya. “Hey...aku benar-benar tak mengerti. Aku tak pernah bilang seperti itu padamu. Ha...ha...lucu sekali! Aku hanya peduli padamu,” kataku.
“Tak pernah kau bilangpun, aku sudah tau itu. Kau pasti suka padaku!”
“Bukan itu masalahnya, kenapa kau bolos sekolah selama tiga hari? Apa kamu sudah bosan belajar?”
“Diam!!! Kau tak perlu turut campur apa masalahku! Berhenti untuk mendekatiku karena kamu bukan tipeku”
Aku ingin balas membentaknya tapi Ririn dan Olip cepat-cepat menenangkanku. Aku tidak habis pikir apa yang menyebabkan Joker seperti ini. Lebih dari semua itu, aku sakit hati, dia menolakku, membuangku. Aku bukan tipe cewe yang disukainya. Dia sungguh membuatku bingung. Kenapa berubah secepat ini?
Entahlah, apa Joker masih marah padaku atau tidak. Dia selalu menghindar dariku, tak pernah bercerita padaku lagi. Satu hal yang semakin membuatku kecewa dia tak lagi memanggilku Ica. Apa salahku padanya? Seingatku tak terjadi masalah apapun sebelum dia bolos. Aku bingung setengah mati. Aku tak bisa mengerti tentangnya.
Siang itu, sepulang sekolah, ada seorang cowo berseragam SMA lain menghampiriku. Aku tak mengenalnya. Tapi dia benar-benar encariku dan ingin menceritakan sesuatu hal penting padaku.
Aku Andre, temannya Joe. Kamu Ica kan?” dia memulai pembicaraan.
Aku mengangguk. “Kau bisa menceritakan tentang Joe padaku” tanyaku mendesaknya.
“Ya, memang itu yang akan aku ceritakan. Joe sudah banyak cerita tentangmu padaku. Dia suka kamu Ca...”
Aku terdiam.
“Tapi Joe sudah punya pacar. Selama ini dia pacaran jarak jauh. Joe sayang banget sama pacarnya. Tapi ada kamu yang membuatnya bimbang akan dua pilihan. Akhir-akhir ini mereka sering bertengkar. Hampir putus...Tapi Joker memutuskan untuk baikan dan minta maaf sama pacarnya.”
“Joe tak pernah cerita apa-apa padaku. Aku juga ga tahu kalo dia suadah punya pacar. Ini semua gara-gara aku. Aku selalu berharap lebih padanya...aku menyusahkannya...” Tanpa aku sadari aku menangis.
“Dia bolos tiga hari karena minggat dari rumah dan tinggal dirumahku. Mungkin dia stres karena hubungan keluarganya sedang tidak baik. Semenjak itu dia jadi bersikap tak jelas dan aneh padamu. Dia berusaha menghindarimu karena dia sudah membuat pilihan yang tak akan diingkarinya. Mungkin untuk beberapa hari ini saja tapi seiring berjalannya waktu dia akan kembali seperti biasa lagi.”
Cukup sudah penjelasan yang telah membuatku mengerti akan hal ini. Entahlah, apa aku akan membiarkan Joe pergi tanpa memberiku apa-apa lagi? Aku mengerti cinta itu tak perlu dikejar. Cinta juga tak perlu dicari. Karena cinta akan datang lagi. Dan tak ada yang bisa merubah hidupku meskipun cinta yang aku percaya sekalipun. Aku akan memenangkan hidupku. Aku percaya ada cinta untukku. Tapi kenyataannya cinta itu lari dariku.
Hari ini langit nampak mendung. Hujan dihari Selasa sepulang sekolah. Aku menunggu hujan reda dengan seseorang. Seseorang yang tak jauh tapi menjauhi hatiku. Kenapa sampai sekarang aku masaih terikat rasa olehmu, Joe?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar